Serangan militer Israel ke Gaza kembali diluncurkan setelah disepakatinya perjanjian gencatan senjata yang terdiri dari beberapa fase. Fase pertama telah dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2025 yang mengharuskan Hamas untuk melepaskan 33 sandera, sementara Israel membebaskan sekitar 1.900 tahanan warga Palestina dan membuka akses pasokan bahan makanan ke jalur Gaza. Namun, progres untuk fase kedua yang berisikan pembebasan sandera oleh Hamas dan penarikan pasukan militer Israel dari jalur Gaza masih belum terlihat progres yang nyata. Berhubungan dengan fase kedua, perdana menteri Israel, Netanyahu, menyatakan bahwa serangan yang terjadi pada tanggal 18 Maret adalah sebuah bentuk penekanan terhadap pihak Hamas agar segera melepaskan sisa tahanan.
Walaupun pemerintah Israel menyatakan bahwa serangan mereka hanya menargetkan personel militer Hamas, namun pada kenyataannya sekitar lebih dari 300 warga Palestina syahid dan masih banyak korban yang hilang atau terjebak di bawah reruntuhan. Penyerangan ini juga menghancurkan infrastruktur sipil Gaza di berbagai daerah seperti Khan Younis, Sabra, Zaytun, Deir El-Balah, dan Kamp Pengungsi al-Ein di Nablus.
Seorang jurnalis Gaza, Hind Khoudary, mengungkapkan bahwa harapan anak-anak Gaza untuk menunaikan bulan ramadhan tanpa serangan udara hancur dengan adanya penyerangan baru dari Israel. Serangan ini terjadi setelah 17 hari blokade makanan dan bantuan hidup ke Gaza oleh Israel. Dalam keadaan kelaparan akibat tidak ada akses kebutuhan hidup, air bersih dan obat-obatan, warga Palestina harus menghadapi serangkaian serangan besar-besaran di berbagai wilayah Gaza.
Pemerintah dan organisasi internasional mengecam keras tindakan Israel. Senator Amerika, Bernie Sanders, menyerukan penghentian bantuan militer AS kepada Israel, mengingat kebijakan Israel yang tidak memperbolehkan masuknya pasokan makanan, air, dan minyak ke Gaza selama dua minggu terakhir.
Ketua Dewan Gerak Bareng, Ahmad Zaki, dalam menanggapi serangan Israel ke Gaza, “Tindakan Israel ini telah mencederai kekhusyukan kaum muslimin di Gaza yang sedang berpuasa dan tentunya akan memancing kondisi yang lebih buruk yang akan terjadi selanjutnya. Gerak Bareng bersama dengan lembaga kemanusiaan Indonesia InsyaAllah akan terus mendukung kemerdekaan Palestina, mengecam segala bentuk genosida, dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan pada Gaza,”
Mari bersama-sama mendukung upaya perdamaian, memberikan bantuan kemanusiaan dan terus berdoa untuk saudara kita di Palestina.
Sumber: Al-Jazeera, BBC News, ABC News.
Copywriter: KaylaAS