

November ini terasa sangat berat.
Bencana datang bertubi-tubi, seakan bumi sedang menguji ketangguhan kita sebagai sesama manusia.
14 November 2025, longsor besar melanda Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Belum pulih dari duka di sana, kabar pilu kembali mengguncang kita.
Pada 17 November 2025, longsor kembali terjadi di Dusun Kalitlaga dan Dusun Pagergunung, Desa Pringamba, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara. Hujan deras berkepanjangan membuat lereng perbukitan runtuh, menimpa rumah-rumah warga dan memaksa puluhan keluarga mengungsi dalam kondisi darurat.
Di saat tim evakuasi masih berjuang menyisir titik-titik longsor, kabar lain datang:
Gunung Semeru kembali erupsi, memaksa warga bergegas meninggalkan rumah yang selama ini mereka sebut tempat pulang.
Di tengah malam yang gelap dan dingin, ada seorang ibu yang memeluk anaknya erat-erat agar tetap hangat.
Ada lansia yang kebingungan karena rumahnya hilang dalam sekejap.
Ada anak-anak yang bertanya kapan mereka bisa pulang.
Ada relawan yang kelelahan, tapi tetap bertahan karena nyawa manusia sedang dipertaruhkan.
Dan di momen seperti ini, kita disadarkan pada satu hal sederhana:
Kita tidak bisa diam.
Harapan para penyintas berdiri di atas kebaikan banyak orang.
Mereka membutuhkan:
-
Makanan siap saji
-
Selimut, terpal, dan pakaian hangat
-
Obat-obatan dan kebutuhan bayi
-
Tempat aman untuk berteduh
-
Dukungan untuk anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia
Mereka membutuhkan bantuan hari ini, bukan besok.
Mari hadir bersama-sama.
Mari kirimkan pertolongan yang bisa menguatkan saudara-saudara kita untuk melewati hari paling sulit dalam hidup mereka.



