Banjir Bandang Besar Dalam Satu Dekade Terakhir

Kemanusiaan, | 31 October 2020 08:44:41

Memasuki Oktober ini curah hujan di beberapa daerah di Indonesia mulai tinggi. Banjir bandang juga terjadi di beberapa wilayah.

Seperti banjir bandang yang terjadi Senin (21/9/2020) lalu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat merupakan salah satu banjir bandang yang terjadi di Indonesia ditahun 2020 ini. 

Dalam 10 tahun terakhir ini sejumlah wilayah di tanah air pernah mengalami banjir bandang yang cukup parah yang menelan banyak korban. Berikut rangkuman daerah yang pernah dilanda banjir bandang  yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Banjir Bandang Wasior, Papua Barat (2010)

Banjir ini terjadi Senin 4 Oktober 2010 pagi,  akibat hujan lebat yang turun terus-menerus selama 6 jam di Kabupaten Teluk Wondama

Banjir ini datang dari Sungai Batang Sala yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy, Papua. Saat itu air meluap an menyebabkan banjir bandang. Bencana alam tersebut semakin diperparah dengan hutan gundul di Pegunungan Wondiwoy. Akibatnya. 158 orang meninggal dan 145 orang lainnya dinyatakan hilang. 

Tak hanya menelan ratusan korban jiwa, infrastruktur umum juga rusak karena banjir bandang tersebut. Rumah ibadah, jembatan, bandara dan rumah rata oleh air.

2. Banjir Bandang Tangse, Aceh (2011)

Banjir ini terjadi 12 Maret 2011 dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah Pidie selama empat hari berturut-turut.

Setidaknya 24 orang meninggal dunia saat terjadi banjir bandang yang menerjang 10 desa di kecamatan Tangse, Aceh. Kesepuluh desa tersebut yakni Desa Blang Pandak, Desa Blang Dalam, Desa Layan, Desa Peunalom 1, Desa Peunalom 2, Desa Kuala Krueng, Desa Krueng Meriam, Desa Pucuk Sa, Desa Pucuk Dua, Desa Blang Bungong, Desa Blang Me, dan Desa Rantau Panjang.

Pembakaran hutan liar di kawasan hutan Tangse menjadi penyebab datangnya banjir bandang. Sebanyak 102 rumah hancur, rusak berat dan ringan akibat bencana banjir bandang tersebut.

3. Banjir Bandang Manado

Pada 15 Januari 2014, banjir bandang dan tanah longsor melanda beberapa wilayah di Sulawesi Utara, meliputi Manado, Tomohon, Minahasa dan Minahasa Utara. 

Saat itu air bah mencapai 3-6 meter menenggelamkan ribuan rumah warga. Pemerintah Kota Manado mencatat, sebanyak 86.355 jiwa dari 25.103 Kepala Keluarga (KK) terdampak dari bencana banjir tersebut.

18 orang tewas, 840 rumah hanyut, dan ribuan rumah lainnya rusak sedang hingga berat. Kerugian ditafsirkan mencapai Rp 1.871 triliun. Banjir tersebut terjadi karena pendangkalan sungai.

4. Banjir Garut (2016)

Bencana itu datang menjelang tengah malam sewaktu sebagian besar warga Garut, Jawa Barat, sedang terlelap tidur Selasa (20/09/2016) silam. Banyak lembaga kemanusiaan dan lembaga lainya saat itu ikut membantu bencana banjir bandang yang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat ini. Termasuk relawan Gerak Bareng saat itu juga ikut terjun ke lokasi banjir bandang.

Sejumlah spekulasi menyebutkan penyebab bencana paling besar di kota berjuluk Swiss Van Java ini. Rusaknya ekosistem alam di daerah hulu sungai Cimanuk dinilai menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir bandang yang merusak sekitar 594 bangunan terdiri dari sekolah, asrama TNI, rumah sakit, pemukiman, PDAM dan  menghanyutkan 57 bangunan lainnya. Selain itu penyebab lainya adalah banyaknya penebangan hutan di wilayah Gunung Guntur, Papandayan, Darajat dan Cikuray. Sehingga memicu peningkatan lahan kritis mencapai 50 ribu hektar. Berdasarkan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 34 orang meninggal, 19 orang hilang, dan 35 orang terluka akibat bencana itu. Sementara, sebanyak 6.361 warga harus mengungsi.

5. Banjir bandang Sumbawa (2017)

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa sebanyak 10.459 KK atau sekitar 46.227 jiwa masyarakat terdampak banjir bandang di 9 kecamatan di Kabupaten Sumbawa tersebut

Banjir ini terjadi setelah lima hari hujan lebat dan menyebabkan air sungai meluap juga diperparah dengan air laut yang pasang sehingga sulit surut. Tak hanya merendam rumah penduduk, banjir tersebut juga mengakibatkan ratusan hektare sawah gagal panen.

GB / NHP / Berbagai Sumber